
Jakarta – Kelompok Ransomware LunaLock dikabarkan menyerang sejumlah perusahaan seperti Artists&Clients pada sekitar 30 Agustus 2025. Platform ini mempertemukan seniman dengan klien untuk mengerjakan komisi karya seni
Kelompok Ransomware LunaLock mengunci data, menuntut tebusan, dan mengancam penjualan hasil curian ke perusahaan artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan) untuk melatih model tersebut.
Peretas meninggalkan pesan seluruh file telah dienkripsi dan menuntut pembayaran tebusan dalam bentuk Bitcoin atau Monero senilai minimal US$50 ribu atau sekitar Rp730 juta.
Jika ini dipenuhi korban, maka mereka akan menghapus data curian dan membuka kembali akses file.
Apabila itu tidak dipenuhi, maka data akan dipublikasikan termasuk informasi pribadi pengguna yang berpotensi menyalahi aturan privasi seperti General Data Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa.
LunaLock juga mengklaim akan menjual karya seni yang tersimpan di server Artists&Clients ke perusahaan AI untuk dijadikan bahan pelatihan model kecerdasan buatan.
Ancaman ini dinilai mengkhawatirkan, karena Artists&Clients secara eksplisit menolak keterlibatan AI di platformnya. Jadi, banyak kreator di sana mungkin menolak keras bila karya mereka digunakan tanpa izin.
Sementara itu Peneliti Keamanan Siber Tammy Harper mengatakan ini pertama kalinya kelompok ransomware secara eksplisit menggunakan ancaman AI training untuk memeras korban.
Walaupun, peretas tak menjelaskan cara penjualan dilakukan, tapi mereka membuka akses database agar bisa diambil oleh crawler otomatis milik perusahaan AI.
Sampai sekarang situs Artists&Clients masih offline, sehingga para pengguna resah karena peretas berpotensi memiliki akses ke ilustrasi, pesan klien, hingga data pembayaran. Artists&Clients juga belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. (adm)
Sumber: detik.com